Memilih Kasih Karunia

Dulu kupikir kasih karunia hanyalah jargon dan sesuatu yang abstrak yang didengungkan orang-orang, khususnya orang Kristen, tanpa mengetahui apa arti sesungguhnya.

Hingga akhirnya dua tahun belakangan ini barulah semakin terang benderang arti kasih karunia ini bagiku. Definisinya ternyata amat sederhana, serta tidak memerlukan rumus maupun formula rumit untuk mewujudkannya. 

Joni Earackson Tada menguraikannya dengan apik tentang kasih karunia ini dalam bukunya ‘Hikmat Seumur Hidup’. 

Marilah kuceritakan kembali secara singkat di sini.

Jadi suatu ketika, Joni beserta suami dan para sahabatnya mengunjungi teman mereka yang adalah warga baru di gereja. Mereka bantu-bantu beberes. Namun, yang tidak terpikir Joni adalah kondisinya membuat dia harus berada di atas kursi roda sepanjang waktu, dan membuat ruang geraknya menjadi sangat terbatas. 

Joni, seperti yang pernah kutuliskan sekilas dalam postingan ini https://h0tchocolate.wordpress.com/2021/10/09/apakah-satu-satunya-cara-menangani-penderitaan-adalah-dengan-berusaha-menghilangkannya/ pernah mengalami kecelakaan fatal ketika ia berusia 17 tahun, yang menyebabkan tubuhnya lumpuh. Namun seiring waktu, ia belajar menyerahkan hidupnya kepada Yesus, dan belajar menggunakan anggota tubuh yang masih ada untuk menjadi perpanjangan tangan Tuhan. 

Oke. Kembali ke acara berkunjung ke rumah teman mereka. 

Karena keterbatasan ruang geraknya, Joni sempat berpikir betapa malang dirinya yang mesti bergantung pada orang lain. Ia pun mengasihani diri sendiri.

Namun.. untunglah pikiran tersebut hanya berlangsung sekejap. Joni segera sadar bahwa ia masih dapat melakukan sesuatu untuk membuat rumah temannya tersebut terlihat semarak. 😊

Joni tidak dapat mengecat, namun ia dapat bekerja untuk menghijaukan sudut rumah dengan tanaman. Selalu ada seseorang yang dapat dimintainya pertolongan untuk mengisi tanah ke dalam pot.

Daaan.. begitulah.. acara mengasihani diri berubah menjadi melakukan hal berguna. Itulah artinya kasih karunia. Sadar untuk terus menerus memilih melakukan hal-hal baik, yang benar, dan bermanfaat. Sederhana sekaligus menakjubkan karena dapat mengubah makna dari apa yang kita kerjakan. 

I think, memilih kasih karunia ini adalah bagian dari memilih hidup dengan mentalitas pejuang, instead of mentalitas korban yang cenderung mengasihani diri sendiri. What do you think?