Kunci Menjalani Hidup bersama Orang Lain

Kalau mau jujur, hidup bersama orang lain tuh enggak mudah dan tantangannya banyak. Becoz, the longer we know someone the more we’re going to know their flaws, their weaknesses, and their tendencies. Dan kalau mau jujur lagi nih, kemungkinan besar, satu pun dari kita enggak ada yang dapat bertahan hidup bersama orang lain kalau semuanya mesti berjalan seperti yang kita mau. Betul?

Namun, walaupun aku makin sadar bahwa hidup di dunia ini tidak mudah, tapi bukan berarti mustahil dijalani. Setelah mengamati, dan belajar hidup selama beberapa dekade ini, beberapa poin di bawah ini menurutku adalah kunci untuk direnungkan dan dikerjakan agar dapat membantu kita menjalani hidup bersama orang lain.

Here they are:

  • Sadarilah bahwa kita sama-sama terbatas dalam segala hal.. sehingga..

  • Sebaiknya janganlah terlalu memikirkan kepentingan diri sendiri melainkan perhatikanlah juga orang lain, perhatikan kebutuhan mereka, jadilah perpanjangan tangan Tuhan. Fokuslah pada pertumbuhan orang lain agar hidupnya makin membaik, sebagaimana kita pun ingin hidup kita membaik.

  • Miliki hati yang melayani seperti Yesus. Lihat pada sisi positif orang tersebut, bukan pada kekurangan-kekurangan. Ketika kita mulai mencintai orang lain karena mereka kompeten di bidangnya, atau karena kita melihat sisi-sisi positif mereka, maka kita telah belajar mencinta dengan dewasa.

  • Kita punya blindspot yang seringkali gagal kita sadari dan tidak bisa kita lihat sendiri, tapi malah bisa dilihat oleh orang lain. Apakah itu sebabnya kita baru bisa melihat diri sendiri dengan bantuan cermin, atau kita bahkan sering bertanya pada orang lain, “bagaimana penampilanku? or how do i look?” Yesus mengingatkan: keluarkan dulu balok dari dalam mata kita sebelum melihat selumbar di mata orang lain. (ini juga mengingatkan bahwa kita perlu berteman, bersosialisasi dan berkomunitas, becoz we need each other.)

  • Tetapkan batasan/boundaries yang jelas dan sehat.

  • Ingatlah untuk mengasihi TUHAN ALLAH dengan segenap hati, segenap jiwa, dan segenap akal budi.. dan.. kasihilah sesamamu manusia sebagaimana kau mengasihi dirimu sendiri. Jadi, mengasihi Tuhan, diri kita, dan mengasihi mereka adalah: sejalan.

  • Setiap orang memiliki pergumulannya sendiri yang mungkin tidak kita ketahui. Jadi, ketika seseorang melakukan kesalahan, sebaiknya janganlah terlalu cepat menghakimi. Coba tempatkan diri kita pada orang tersebut, karena.. kita sendiri pun bisa jatuh ke dalam kesalahan yang sama. Kita enggak tau apa keadaan/konteks hidup mereka saat berbuat kesalahan itu; atau berdasarkan apa mereka berbuat hal tersebut. Intinya, kita seringkali enggak tahu apa motif seseorang dalam berbuat sesuatu. Dan, mana mungkin kita terus-terusan bertanya ke mereka: “why you do what you do?” Kita enggak bisa mengendalikan perbuatan mereka, tapi kita bisa mengendalikan respon kita. Sehingga, ini akan membawa kita ke poin berikutnya yaitu..

  • Motif kita dalam bertindak sebaiknya hanyalah berdasarkan kasih. Apa itu kasih? Kasih: berbuat sopan, jujur, sabar, baik hati, rendah hati, lemah lembut (artinya bukan tidak pernah marah, tetapi marah pada waktunya/marah dengan tepat), cepat memaafkan, ambil jalan tengah/tanyakan apa keinginan orang lain, senang dengan kebaikan, mau percaya akan yang terbaik pada setiap orang, berharap kepada Tuhan dalam berbagai kondisi, sabar menanti segala sesuatu, dan tahan menghadapi berbagai kondisi. Berat ya bok? Iya bok bener banget. 😁 Dengan kekuatan sendiri mustahil kita bisa mengerjakan kasih ini. Karena itulah senantiasa minta bantuan Tuhan untuk menolong kita, mendoakan kekurangan mereka dan kekurangan kita, dan mintalah arahan/instruksi manualnya pada Tuhan agar diberi solusi.

  • Rajinlah refleksi, tanyakan diri: apa sebetulnya tujuan kita melakukan sesuatu? Apa pun itu yang hendak kita kerjakan.

**

Seseorang pernah berkata gini: “The more i focus on pertumbuhan orang lain, and enjoying them, and doing the tasks that i can do, the less i’m doing useless things or thinking myself only. So keep loving other people. Entah itu pasangan kita, anak-anak, orang tua, adik-adik, kolega, teman, tetangga, abang tukang bakso, abang tukang cendol, dst.” 😊

Semoga tulisannya berguna dan mari sama-sama kita belajar menjalani hidup bersama orang lain, mengisi diri dengan gagasan-gagasan positif, serta membangun kebiasaan baik. Selamat menjalani hidup!

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s