Melatih Reframing, Bertindak Berdasarkan Prinsip, Focus on Your Own Battle

Haloha untuk kalian yang masih setia mantengin blog ini… Apa kabarnya? 😄😄 Aku dan keluargaku baik-baik saja. 😊 April sudah terlewati dengan baik. Sebulan kemarin aku memutuskan rehat dulu dari ngeblog.😊 Pagi ini aku kembali ke sini dan memutuskan menulis tentang hal-hal yang kupelajari selama bulan April.

Focus On Your Own Battle 

Kemarin dulu aku ikut lomba di komunitas perempuan yang kuikuti. Kemudian seseorang protes tentang penjurian bahkan sebelum lombanya dimulai, dan dia bilang harusnya gini harusnya gitu. Aku langsung pengen ngomong: “Kenapa bukan kamu saja yang ikut lomba? Ketentuan penjurian dibikin bukan asal-asalan lho.” But then i hold my impuls and tongue, dan mikir: “Kalau aku ngomong gitu apa akibatnya ya?” So instead of saying something, i just sit smile and pondering about it in my heart. 

By the end of the day, I’m glad aku menahan mulutku karena akhirnya aku bisa mengenal perempuan tersebut. Rupanya ia dulu pernah ikut lomba dan dia semacam salah satu motor penggerak komunitas perempuan. Dia bahkan pergi beli cemilan untuk para suporter grup kami. 😊 Can you imagine gimana ceritanya akan berbeda jika di awal tadi aku meladeninya dengan pertanyaanku tadi? Maybe i’ll be going home marah-marah dengan muka cemberut. 😁😁 Namun karena aku belajar menahan mulut & impulsku, dan belajar memahami apa sebetulnya dalam hatiku, serta berusaha memahami perempuan itu, pada akhirnya aku belajar bahwa tindakannya adalah bentuk kepedulian dia kepada komunitas kami. 😊

Akhirnya aku dapat mengikuti lomba dengan santai, dapet kue (jatah peserta😁), dan dapet minum teh manis panas. 😁 Dengan santai artinya: kujawab jika kutahu jawabnya; diam bila tidak tahu; dan kalau salah apa boleh buat. Life is good! 😁

You can’t control what people say, you can’t control what people do. But you can control what you can control: your actions, your words, your response.

Our actions and our words are pieces of information of what is going on inside of our hearts.

If someone’s words were hurtful and pointed at you, remember to hold tighter to the truth that there is something going on that has nothing to do with you — it’s something that is going on inside of them.

Their words, their actions, reveal how they see themselves and how they see God in their life… you just got stuck in the crossfire of that. Be kind with your words, know your worth, and don’t take the bait to stay in a battlefield that’s not yours to fight. Fokus pada your own battle. 😊

Melatih Reframing

One day aku dan adikku berbagi tugas. Aku minta tolong dia untuk membersihkan teras luar rumah kami. Tapi rupanya dia lupa dan malah membersihkan rumah bagian dalam. Aku dongkol. “Kenapa sih enggak mengerjakan yang kuminta?” pikirku. Aku bisa saja fokus terus pada pemikiran seperti itu namun hatiku rasanya koq tidak sejahtera, ya? Akhirnya aku ingat kepada latihan membingkai ulang situasi. Dari perspektif mana kita mau melihatnya? Tentu mesti latihan untuk melihatnya dari sudut pandang kebaikan Tuhan. 

Akhirnya kuganti cara berpikirku. Aku bersyukur karena adikku telah membersihkan rumah bagian dalam, sehingga aku bisa mengerjakan teras luar rumah. Hatiku senang dengan pemikiran seperti itu. Case closed. 😊

Where we choose to focus makes all the difference in what we see. 

Bertindak Berdasarkan Prinsip

Kemarin itu aku sempat ikuti meeting dimana situasi sempat memanas dan salah satu pembicaranya berkata bahwa: “Kita enggak boleh memaksakan idealisme kita kepada orang lain.” Aku pun merenungkan kalimat tersebut untuk beberapa waktu dan tiba pada kesimpulan: aku setuju dengan ucapannya. Kenapa? Karena kalau kita memaksakan pemikiran/idealisme kita maka yang terjadi adalah: komunitas bisa cedera dan relasi jadi rusak. Kita juga bisa terjebak menjadi ilah ketika kita ingin segala sesuatu mesti berjalan persis seperti yang kita mau.

Jadi supaya seperti kereta api yang hanya bisa sampai di tujuan jika ia berjalan pada relnya, maka kita perlu melatih diri agar objektif dalam bertindak, bukan cuma karena ikut pengalaman orang lain atau apa kata orang lain. 

Kalau kata Charlotte Mason, kita harus bertindak berdasarkan prinsip kebenaran hukum-hukum Tuhan, hukum universal, pengetahuan fisiologis dasar & psikologis dasar. Semua ini modal dasar dalam berelasi yang kalau dilanggar tentu ada konsekuensi yang mengikutinya, namun jika diikuti maka kita akan berhasil tiba di tujuan seperti si kereta api tadi. 

**

Itu tadi beberapa hal yang kupelajari di bulan April kemarin. How about you? Belajar apa aja nih selama April? 😊

Advertisement

2 thoughts on “Melatih Reframing, Bertindak Berdasarkan Prinsip, Focus on Your Own Battle

Comments are closed.