Untuk yang Melajang dan Tidak Punya Anak

Selamat hari Jumat untuk kita semua, how are you doing fellow bloggers dan pembaca budiman? Kabarku hari ini sedang kurang sehat karena batuk, flu, demam dikarenakan cuaca ekstrim dan kesibukan. Tapi berhubung aku udah kangen nulis, maka kuputuskan hari ini ngadem dulu di sini. 😊 Kali ini postinganku kutujukan seperti pada judul: untuk para lajang dan yang tak punya anak.

Well, kita semua pasti sadarlah ya bahwasanya tidak semua sodara, keluarga, maupun teman-teman kita, menikah. Ada yang tidak menikah karena pilihan dia untuk hidup melajang agar fokus bekerja buat Tuhan dan sesama manusia; ada yang tidak menikah karena mereka terlahir seperti itu; dan ada yang tidak menikah karena mereka dibuat begitu oleh orang lain. Intinya: menikah bukan untuk semua orang.

Orang yang tidak menikah statusnya tidaklah lebih rendah daripada yang menikah. Rasul Paulus dalam suratnya menasihati bahwa sebetulnya lebih baik bagi manusia untuk hidup melajang agar mereka fokus bekerja buat Tuhan. Karena kalau seseorang menikah, mereka akan menghadapi banyak tantangan dan kesusahan dan perhatian mereka pun akan terbagi antara menyenangkan suami/istrinya, dan menyenangkan Tuhan. Tetapi Paulus juga menasihati mereka-mereka yang tidak sanggup untuk bertarak agar lebih baik menikah supaya mereka tidak tergoda untuk berbuat hal-hal yang tidak patut.

Demikian pula halnya dengan anak. Tidak semua orang menikah lantas otomatis memiliki anak. Di dalam Alkitab ada begitu banyak nama yang terdaftar tidak memiliki anak. Kenapa bisa gitu? Mungkin inilah salah satu misteri kehidupan dalam dunia yang broken ini yang jawabannya hanya diketahui Tuhan.

Jadi, yang mau kusampaikan untuk teman-teman yang saat ini hidup melajang dan yang sudah menikah tapi tidak memiliki anak: IT’S OKAY. Begitu banyak pilihan baik yang dapat dilakukan. Kalian bisa adopsi anak bila opsi tersebut memungkinkan, lalu kalian bisa pelihara hewan kesayangan seperti anjing misalnya, bisa mengurus keluarga, bisa bantu temen-temen, bisa aktif dalam komunitas, tekun berolahraga, tekuni hobi, bisa belajar terus baik melalui sekolah formal maupun non formal, kalau merasa memiliki ilmu maka bisa bagikan ilmunya melalui berbagai media, membaca buku-buku berguna, dlst.

Aku yakin bila Tuhan mengizinkan kita berada dalam suatu keadaan, maka Dia akan memberi kita solusi dan kekuatan untuk menjalaninya, if we believe in Him.

**

Okelah sekian dulu untuk hari ini semoga tulisannya berguna ya. Silakan dishare kepada temen-temen yang membutuhkan. Terima kasih.