The Railway Children

Haloha kawans apa kabar? Bagaimana liburan kalian? Semoga menyenangkan ya. 😊

Berhubung udah lama enggak apdet soal buku maka hari ini mau lanjut lagi membahas buku rekomendasi ala metode Charlotte Mason (CM). Kali ini buku yang kubaca berjudul The Railway Children karya Edith Nesbit.

Aku bersyukur dapat membaca buku ini karena begitu banyak petualangan di dalamnya. Dimulai dari kepindahan ketiga kakak beradik dengan ibu mereka ke Pondok Tiga Cerobong dikarenakan ayah mereka ‘menghilang’, bersahabat dengan para pekerja stasiun, ibu mereka yang senang menulis, berkenalan dengan Pak Tua, menyelamatkan gerbong kereta dari longsor, menyelamatkan seorang anak yang rumahnya terbakar di tepi kanal, memberi hadiah ulang tahun kejutan kepada pak Perks, menyelamatkan penulis Rusia, dan menolong Jim yang terluka di terowongan. Itulah beberapa yang kuingat dari dari kisah petualangan tiga bersaudara ini.

Oh, petualangan yang terakhir tentu saja jawaban dari teka-teki ke mana ayah menghilang selama ini. 😊Aku enggak akan bocorin endingnya, so plis baca bukunya untuk menuntaskan rasa penasaran. 😊

Aku suka bagaimana mereka berkenalan dengan beragam karakter manusia. Aku suka adegan dimana Pak Dokter memberi nasihat kepada Peter yang dilakukan sebersahabat mungkin. “Sesuatu yang bersifat ilmiah..” ujarnya sebelum memulai nasihatnya tentang perbedaan perempuan dan laki-laki.

Aku juga suka dengan keterbukaan ibunya mengenai Tuhan kepada anak-anaknya. Dan aku suka anak-anak dan ibunya saling memercayai satu sama lain.

PETUALANGAN EDITH

Senang sekali bisa berkenalan dengan cerita hasil pemikiran Edith Nesbit yang ditulisnya pada tahun 1906. Kalau dihitung-hitung, hingga hari ini bukunya telah melanglang buana selama 118 tahun.

Edith sendiri memiliki kehidupan yang juga penuh petualangan seperti bukunya. Sebelum berusia empat tahun ayahnya meninggal, dan ia tinggal bersama ibu dan adik perempuannya, dan adiknya ini kemudian meninggal karena TBC. Lalu ia menikah dengan seorang pria dan memiliki kehidupan pernikahan yang naik turun melewati jalanan terjal berliku berkelok dan segala macam.

Ia mengadopsi dua anak dari anak suaminya bersama perempuan lain, dan perempuan lain ini tinggal serumah bersama mereka. Kurang petualangan apa lagi hidupnya, coba? Berkat petualangannya itu, Edith mampu menulis puluhan buku selama hidupnya. Keren abis.

Pada salah satu bab, yakni ketika tokoh Pak Dokter memberi nasihat kepada Peter, Edith menuliskan: “Semakin lembut dan perasa seorang perempuan, maka ia akan semakin tegar dan tabah dalam mengerjakan apa yang seharusnya dia kerjakan..” Mungkin kalimat tersebut merupakan pelajaran dari pengalamannya sendiri.

KENAPA LIVING BOOKS?

Dan aku juga jadi paham kenapa buku ini masuk rekomendasi living books ala metode pendidikan CM. Alasannya kemungkinan besar karena di dalamnya memuat gagasan tentang: kebaikan, bersandar pada Tuhan, pemaparan karakter manusia, kreatifitas mengatasi masalah, berelasi dengan alam terbuka, relasi manusia, pengenalan alat transportasi, dan persahabatan.

Kelebihan living books adalah pembaca tidak dijejali tentang pesan gini-gitu di dalam bukunya, melainkan membiarkan benak pembaca berinteraksi dengan gagasan yang diusung bukunya, dan membiarkan pembaca memilih sendiri apakah kita menerima atau menolak gagasan yang disampaikan. Hal ini dilakukan karena para penulis living books menulis buku-bukunya dengan berangkat dari pemahaman bahwa: manusia adalah makhluk cerdas yang dapat mengolah bermacam hal dalam benaknya.

Kelebihan lainnya dari living books ialah: dapat dinikmati pembaca dari berbagai latar usia.

Jadi mungkin karena berbagai faktor di atas itulah yang membuat buku ini menjadi klasik dan bertahan hingga seabad lebih.

Jujur, setelah membaca beberapa living books belakangan ini aku sempat semacam merasa ‘terlambat’ karena baru mengetahui buku-buku jenis ini dalam usiaku sekarang ini. Pikirku: “kenapa enggak dari dulu aku tahu ada buku-buku sebagus ini yang sangat berguna untuk pembentukan karakter dan memberi makan akal budi.” Tapi ya udah rapopo. Setiap orang berproses untuk menjadi semakin baik dalam karakter. Selagi ada kesempatan, aku akan terus menjelajah ‘buku-buku yang hidup’ ini. 😊

Terima kasih banyak ya buat kalian semua yang masih setia tongkrongin blog ini. 😊

Btw ada yang pernah baca The Railway Children atau living books lainnya? What’s your favorite living book?